~seberapakah bekal kita? …

~Tersebutlah seorang lelaki parlente ... yang baru turun dari mobilnya, kemudian disambut akrab oleh seorang lelaki sederhana sang pemilik rumah yang juga sederhana. Mereka akrap sangat …

“Oh, beginikah rumah pak Cik rupanya. Awak tak sangke, sangat sederhana sekali”. 

Mereka berdua memang usahawan yang sukses luar biasa. Mr.Sang, orang Malaysia … nyaris tidak percaya pada sahabatnya yang assetnya triyulnan rupiah tetapi rumahnya begitu sederhana.

Saat ditanya … ” Anda kemanakan uang anda, hingga untuk membuat rumah yang bagus saja tidak punya?” … di jawabnya … “Untuk membuat rumah yang bagus juga kawan, tapi rumah bagus saya bukan didunia yang fana ini, melainkan di syurga nanti”.

Lebih lanjut dia berkata … “Uangnya saya dirikan masjid-masjid, saya berikan pada fakir miskin, pada orang-orang yang butuh modal untuk usaha dan lain-lain. Sehingga kekayaan saya tidak bisa terlihat dengan mata anda di dunia ini, tapi kalau kawan lihat di akhirat kelak, kawan akan tahu berapa banyak harta kekayaan saya dan betapa megahnya istana yang akan saya tempati nanti”.

“Jadi ... sang lelaki sederhana terus berkata … “Jangan kawan tertipu seolah saya orang miskin, tidak! Saya ini orang kaya raya, hanya saja kekayaan saya tersimpan di akhirat!”. Paparnya panjang lebar, yang sungguh mengejutkan dan sekaligus menyadarkan diri sang sahabat, bahwa dirinyalah yang tertipu.

Didunia yang fana ini … dia kaya raya, tetapi diakherat yang abadi dia nyaris miskin papa karena tidak ada sesuatupun harta yang berharga yang diamalkan. Sekarang kembali pada diri kita, seberapa banyakkah harta yang telah kita simpan bekal di akherat?

Jangan sampai … diri kita tertipu harta yang kita miliki malah menjadi bumerang, harta kita yang mestinya memasukan kita ke syurga malah menyeret kita ke neraka.

~ Kini, seberapakah bekal kita? ~

*0o0*

~Teman’s … 😀
~tulisan ini saya kutip dari naskah pada kalender th 2012,
edisi  Yayasan Al Akhyar – Jakarta.

Masjid Agung An-Nur Pekanbaru (Riau)

Jakarta,  27 Jnuari 2012

*0o0*

Iklan

16 responses to this post.

  1. semua hanya titipan, hanya milikNya….

  2. Banyak yang tertipu oleh indahnya kekayaan dan kemolekan dunia yang dimiliki. adalah wajar jika ini terjadi dikarenak ketidaktahuan diri. Masalahnya dalah, kita telah mengetahuinya namun kita sring memungkirinya…
    izin singgah san salam kenal..

  3. Posted by ibnufajarisme on Januari 28, 2012 at 12:04 pm

    inspiring 🙂

  4. @ Mila : iya … semua milik-Nya. Subhanallah … 😛

    @ ibnufajarisme : nicee 😛

    @ choirunnangim : se7 … kita tahu tapi kurang dalam hal aplikasi …
    salam kenal … 😛

  5. dan pada kenyataanya, tokoh sang sahabat yang banyak dijumpai saat ini.. yang heboh menggembor2kan kekayaannya di dunia.. semoga Allah selalu memberi hidayah untuk kita om 🙂

  6. mari kita perbanyak bekal kita

  7. @ Dhenok Habibie : Dhe, biarkanlah mereka begitu dan semoga kita gak ‘silauu …
    Aminn..!

    @ sunarno2010 : Amin..!

  8. Uangnya saya dirikan masjid-masjid, saya berikan pada fakir miskin, pada orang-orang yang butuh modal untuk usaha dan lain-lain. Sehingga kekayaan saya tidak bisa terlihat dengan mata anda di dunia ini, tapi kalau kawan lihat di akhirat kelak, kawan akan tahu berapa banyak harta kekayaan saya dan betapa megahnya istana yang akan saya tempati nanti”.

    Abrus, kalau kita menceritakan perbuatan-perbuatan baik yang sudah kita lakukan dan dengan yakin kita bilang bahwa rumah kita di akhirat sudah berupa istana megah, apakah boleh?
    Tidak mendahului kehendak Tuhan?
    Maafkanlah kalo pertanyaan ini terkesan sangat sederhana…
    🙂

  9. @ BintangTi : Betul banget apa yang Ibu katakan … 😀
    tapi dalam kasus diatas adalah ‘dialog dari hati kehati antara 2 anak manusia, selama ini mereka ‘sehati dlm dunia bisnis … sahabat dekat dan erat sekali … saling isi mengisi, dlm bisnis usaha mereka penuh kejujuran … sahabat sederhana itu berusaha menjelaskan kepada kepada sahabatnya agar tdk terjadi salah pengertian karena selama ini ‘tak ada dusta diantara mereka berdua 😉

    Atas dasar itu menurut hemat saya (maaf Bu), sah2 saja mereka berdialog itu … bisik-bisik antara 2 sahabat kental … 😀 … kalo salah maafkan saya ya …

  10. Oh, nggak Abrus, Abrus nggak salah…itu tadi hanya pertanyaan saya yang sangat naif…
    Mungkin mereka saling membesarkan hati agar lebih banyak lagi perbuatan baik yang akan mereka lakukan. Karena bukankah kebaikan itu akan berbuah manis?

    Trima kasih sudah mengingatkan, hanya amal sholeh yang tidak kita pamerkan dan sudah kita lupakan, yang akan menemani kita di alam sana. Selain ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh, tentu saja. Insya Allah.

  11. owh… gitu yah. .. ladi minder aku. . . jarang sedekah soalnya. . . .

  12. Posted by tigasatu on Februari 2, 2012 at 12:27 pm

    “braaakkkk……” hati saya merasa tertampar, membaca postingan diatas… saya menyadari masih jauh bekal saya menuju ke akherat….. terima kasih…. sangat inspiring sekali tulisan anda…

  13. owh… gitu yah. .. jadi minder aku. . . jarang sedekah soalnya. . .

  14. Posted by Sayyidah 'Ali on Februari 4, 2012 at 8:44 am

    ikut nguping dialog,antara abrus dan bintang timur.. saya ikut komen, untuk urusan kebaikan, kadang memang disuruh untuk menampak kannya; untuk memotivasi yang lain atau mensyukuri nikmat, ya dengan mejaga keikhlasan hati tentunya.. kalau hati kita tak bisa, maka sebaiknya kita sembunyikan :
    . Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan (Ad- Dhuha : 11)

  15. @ tigasatu : Alhamdulillah … komennya sangat membesarkan hati 😀

    @ Susu Segar : iya … begitu 😛

    @ Sayyidah ‘Ali : semakin jelas dengan adanya komen ibu itu … nicee 😛

  16. hadir. . .. . .

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: